PERAN CSR PHE WMO DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH TLANGOH, TANJUNGBUMI, BANGKALAN

Authors

  • Ika Bayu Kartikasari Ilmu Lingkungan, Universitas Gadjah Mada
  • Helen Puspita Sari CDO Pertamina Hulu Energy-West Madura Offshore
  • Ulil Masruroh CDO Pertamina Hulu Energy-West Madura Offshore

DOI:

https://doi.org/10.33005/envirotek.v14i1.195

Keywords:

Pantai, Pengelolaan Sampah, Komposisi Sampah, Pariwisata, CSR

Abstract

Pantai Tlangoh merupakan pantai yang baru di buka untuk umum pada tahun 2019 yang terletak di Desa Tlangoh diantara Dusun Temmana dan Pakerengan. Sebelum dikelola menjadi Kawasan wisata, Masyarakat sering kali membuang sampah rumah tangga dan seresah pada tepian pantai sehingga terbawa arus. Dampaknya adalah pencemaran laut dan berkurangnya nilai estetika lingkungan. Masyarakat juga memanfaatkan Pantai Tlangoh untuk penambangan pasir putih yang dampaknya dapat menyebabkan abrasi. Program CSR PHE-WMO melakukan pengelolaan lingkungan berbasis SDG’s dengan mengelola pantai. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian awal pengelolaan sampah pada Pantai Tlangoh setelah menjadi pariwisata. Metode yang digunakan eksperimen dengan mengetahui timbulan dan komposisi yang dapat di daur ulang. Dari hasil analisis proyeksi timbulan yang terjadi pada tahun 2019 mencapai 1488,32 m3/hari. Sehingga peran objek Wisata Pantai Tlangoh dapat mengurangi kebiasaan masyarakat yang terbiasa membuang sampah di tepi pantai dan melakukan penambangan pasir putih dan dapat mengurangi timbulan sampah yang ada. Komposisi sampah terbanyak yaitu pada saat sabtu dan minggu dengan komposisi terbanyak terdiri dari sampah plastik 30,7 %, sampah makanan 30,32%, dan sampah halaman/seresah 15,2%. Timbulan sampah yang dihasilkan dari masyarakat dan pengunjung 29,24 kg/hari. Dari potensi tersebut apabila pengolahan sampah secara 3R, dapat berpotensi mengolah 8,37 kg/hari. Potensi tersebut terdiri dari sampah makanan 2,89 kg/hari, sampah plastik 4,13 kg/ hari, sampah kertas 0,44 kg/hari, sampah logam 0,57 kg/hari, dan sampah kaca 0,57 kg/hari. Objek Wisata Pantai Tlangoh menambah pendapatan masyarakat di awal pandemik Covid-19 dan timbulan sampah yang berasal dari sebagian masyarakat sekitar. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aziz, Rizky, Y. Dewilda, H. Khair, M. Faklin. (2020). Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Kawasan Wisata Pantai Kota Pariaman dengan Pendekatan Reduce-Reuse-Recycle. Serambi Engineering 5(3) Hal 1188-1194.

Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, SNI 19-2454-2002Badan Standarosasi Nasional (BSN) (2002). Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2454- 2002tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta

Creswell, John W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damanhuri, E. dan Padmi, T., (2016). Pengelolaan Sampah Terpadu. Bandung: Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB)

Darwati, Sri. (2019). Pengelolaan Sampah Kawasan Pantai. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-IV: 417-426

IGM, Konsukartha. (2003). The Indigenous Society Perception Towards the Regional Spatial Planning Implementation in Nusa Ceningan, Klungkung, Bali." Manusia dan Lingkungan 10(3): 141-147.

Mirsalila, Raisa (2020) Analisis dampak kegiatan Ekowisata terhadap lingkungan di kawasan Konservasi Pantai Bangsring, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

UU No.18 Tahun 2008, (2008), Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang: Pengelolaan Sampah, Jakarta

Downloads

Published

2022-04-28

How to Cite

Bayu Kartikasari, I. ., Puspita Sari, H. ., & Masruroh, U. . (2022). PERAN CSR PHE WMO DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH TLANGOH, TANJUNGBUMI, BANGKALAN. Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 14(1), 106–114. https://doi.org/10.33005/envirotek.v14i1.195