PENGARUH PENAMBAHAN IMPELLER PADA FASE AEROBIK TERHADAP EFISIENSI KINERJA SEQUENCING BATCH REACTOR PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
DOI:
https://doi.org/10.33005/envirotek.v13i1.102Keywords:
Sequencing Batch Reactor (SBR), Waktu Retensi Hidrolik (HRT), Kecepatan Pengadukan, Air Limbah Tahu, ImpellerAbstract
Saat ini usaha industri tahu sedang berkembang. Limbah yang dihasilkan dari industri tahu akan menjadi suatu permasalahan bagi lingkungan. Pengolahan air limbah industri tahu dapat dilakukan dengan cara pengolahan biologis karena dapat menurunkan kandungan organik pada air limbah tahu. Salah satu teknologi pengolahan limbah yang efektif dan efisien adalah Sequencing Batch Reactor (SBR). Prinsip operasi SBR adalah mengisi dan menarik (fill and draw), yang terdiri dari lima tahap yaitu pengisian (fill), reaksi (reaction), pengendapan (settle), pembuangan air olahan (decand) dan pembuangan lumpur (idle). SBR dioperasikan dengan waktu retensi hidrolik (HRT) dan kecepatan pengadukan yang bervariasi, yaitu masing-masing sebesar 24, 36 jam dan 48 jam serta kecepatan pengadukan sebesar 50, 100 dan 150 rpm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan impeller terhadap penurunan parameter BOD, PO4 dan N Total serta mengidentifikasi mikroorganisme yang berperan dalam proses SBR. Dari hasil penelitian didapatkan HRT dan kecepatan pengadukan optimum, yaitu masing-masing sebesar 48 jam dan 150 rpm. Dengan efisiensi penyisihan BOD, PO4 dan N Total yang dihasilkan, masing-masing sebesar 93,33%, 90,97% dan 93,73%.
Downloads
References
Anisa, A., & Herumurti, W. (2017). Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Konsentrasi Senyawa Organik dan Nitrogen. Jurnal Teknik ITS, 6(2), F361-F366.
Bakare, B. (2017). Brewery wastewater treatment using laboratory scale aerobic sequencing batch reactor. south african journal of chemical engineering, 24, 128-134.
Haque, E. A. (2017). Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan Sistem Lumpur Aktif Model SBR Skala Laboratorium (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Khusnuryani, A. (2008). Mikroba sebagai Agen Penurun Fosfat pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit. Dalam Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi. Yogyakarta .
Li, J. (2008). Nutrient removal from slaughterhouse wastewater in an intermittently aerated sequencing batch reactor. Bioresource Technology, 99(16), 7644-7650.
Metcalf, E., & Eddy, M. (2003). Wastewater engineering: Treatment and Reuse. Mic Graw-Hill, USA
Pakpahan, Susi. (2019). Pengaruh Variasi Laju Alir Udara dan Pengadukan Terhadap Penurunan Konsentrasi Besi dan Mangan pada Air Tanah dengan Menggunakan Bubble Aerator. Skripsi. Departemen Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara.
Puspayana, D., & Alia D. (2013). Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Crossflow untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium. Jurnal Teknik Pomits, 2(2), 2301-9271.
Retnosari A, Ayu dan Maya Shovitri. (2013). Kemampuan Isolat Bacillus sp. Dalam Mendegradasi Limbah Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(1), E7-E11.
Said, N. I. (2017). Teknologi Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Erlangga.
Sekarani, F. A., (2019). Pengaruh Waktu Retensi Hidrolik (HRT) Dan Laju Aerasi Terhadap Penurunan Cod, N Total Dan Tss Menggunakan Powdered Activated Carbonsequencing Batch Reactor (PAC-SBR). Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Zarfandi, F. I., (2019). Pengolahan Limbah Domestik Apartemen Menggunakan Sequencing Batch Reactor Dengan Media Ijuk dan Sabut Kelapa. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Novirina Hendrasarie , Irma Ilham Yadaturrahmah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.